Modal merupakan syarat bagi UMKM untuk naik kelas. Keterbatasan akses permodalan dan optimalisasi penggunaan modal bagi UMKM menjadi bagian dari kendala UMKM. Selain modal, proses pendampingan UMKM juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk membantu UMKM dapat meningkatkan kapasitas usahanya.
Pada tanggal 16 Maret 2022, INSANI mengadakan virtual meeting dengan Asosiasi Business Service Development Indonesia (ABDSI) secara virtual. ABDSI merupakan perkumpulan konsultan bisnis dan pendamping UKM di seluruh Indonesia yang bekerja mandiri, profesional, inovatif dan handal. Saat ini ABDSI memiliki 34 Kordinator wilayah, 327 Kordinator daerah, 714 lembaga BDS, 2.240 konsultan BDS dan 54167 UMKM dampingan. Misi ABDSI adalah membangun sinergisitas dengan berbagai pihak serta berperan aktif dalam membangun ekosistem yang kondusif bagi usaha kecil menengah dan koperasi hal ini sejalan dengan apa yang menjadi misi INSANI yaitu membangun wirausaha dengna sistem permodalan komunal melalui wakaf uang serta mencetak wirausaha sosial yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adanya keselarasan inilah yang diharapkan ke depannya dapat berkolaborasi untuk kemajuan UMKM dan dampaknya untuk masyarakat ke depan.
Pada virtual meeting ini ABDSI menyambut baik dan mendukung adanya kerjasama dan kolaborasi dengan INSANI terkait program sertifikasi untuk pendamping UMKM serta skema Jariyah Fund yang dikembangkan oleh Yayasan Hasanah Jariyah Indonesia. Jariyah Fund yaitu sebuah skema yang diperuntukan bagi UMKM untuk mendapatkan akses modal yang mudah, tanpa agunan dan tanpa denda berbasis wakaf uang. Penerapan skema jariyah fund ini membutuhkan pendamping permodalan professional untuk UMKM.